Selasa, 16 Desember 2008

Profil Kelompok Ikan Tani “Mina Karamba Jombor"




Sekretariat: Jombor Lor, Sinduadi, Mlati, Sleman DIY
http://dusun-jombor.blogspot.com
http://heriwinarto.wordpress.com

Pada awalnya memelihara ikan ini hanya sekedar iseng dan sebagai hiburan saja. Pembuatan kolamnya pun masih sangat sederhana yaitu hanya dengan karung yang diisi dengan batu dan pasir kemudian ditata membentuk kolam di pinggir sungai. Setelah kolam siap pakai saya menebarkan benih ikan sebanyak 6Kg yang terdiri dari ikan braskap,nila, dan tawes. Setiap harinya ikan-ikan tersebut saya beri makan sisa-sisa makanan rumah tangga dan rumput. Setelah 5 bulan ikan-ikan tersebut kata panen. Ternyata hasilnya sangat lumayan. Ikan yang dipanen hampir mencapai satu kuintal saya jual per kilo Rp 6.000.- dan sebagian saya bagikan pada tetangga sekitar.

Mengetahui hasil yang saya peroleh ada beberapa tetangga yang tertarik dan mencoba memelihara ikan di sungai. Namun tempat memelihara ikan pun masih sangat sederhana yaitu dengan membuat kolam dengan karung pasir. Kemudian ada beberapa orang yang mencoba membuat karamba dengan bambu. Dan alhamdulillah dalam kurun waktu 5 bulan kami sudah dapat merasakan hasilnya. Akantetapi pemeliharaan ikan ini tidak dapat terus menerus dilakukan sepanjang musim. Karena pada saat musim hujan tiba air sungai selalu banjir. Sehingga kagiatan pemeliharaan ikan hanya dapat dilakukan pada saat musim kemarua saja.

Hal ini lah yang membuat kami berfikir bagai mana caranya untuk dapat memelihara ikan sepanjang musim. Akhirnya tercetus ide untuk membuat karamba permanen dengan beton. Kemudian pada awal tahun 2001 ide ini malai kami realisasikan. Ternyata dalam pembuatan karamba permanen ini menelan biaya yang cukup besar. Pada saat itu saya terpaksa menjual sepeda motor Suzuki Shogun tahun 99 dan laku Rp 9.500.000.- untuk membiayai pembuatan karamba permanen tersebut.

Demikian halnya dengan teman-teman saya, bahakan ada yang sampai menjual sebagian dari pekarangannya untuk dapat mendirikan sebuah karamba permanen. Selain memakan biaya yang cukup besar (untuk karamba ukuran 3x7 dengan kedalaman 1,5 meter memakan biaya kurang lebih Rp6.000.000) pembuatan karamba permanen ini pun memakan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan pembuatan kolam darat.

Ahirnya pada pertengahan tahun 2001 kami pun sudah dapat memulai memelihara ikan di karamba yang terbuat dari beton. Pada saat itu ikan yang kami pelihara masih bervariasi, ada yang memelihara braskap,lele, nila,tawes dan saya sendiri mencoba untuk memelihara ikan bawal. Namun untuk pakan ikan kami masih mengandalkan sisa-sisa limbah rumah makan dan rompesan serta rumput.

Pada saat awal saya memelihara ikan dengan karamba permanen ini saya menaburkan sebanyak 2.500 ekor bibit ikan bawal. Lima bulan kemudian ikan kita panen dan hasilnya pun cukup lumayan, hasilnya mencapai 7 kwintal dengan harga jual Rp.7.000.- per kilo (total Rp4.900.000.-).Setelah merasakan hasilnya dan ternyata sangat membantu meningkatkan perekonomian keluarga maka budidaya ikan ini mulai kami tingkatkan dan tekuni.

Ternyata budidaya ikan bawal di karamba sangatlah cocok. Disamping pertumbuhannya relatif lebih cepat ikan jenis ini ransumnya pun sangat mudah. Ikan bawal juga relatif lebih tahan terhadap penyakit dan stres.

Guna meningkatkan hasil panen maka volume bibit kita tingkatkan menjadi 5.000 ekor. Dan hal ini berbanding lurus dengan kebutuhan pakan yang tentusaja meningkat. Dan pakan yang berasal dari limbah sisa rumah makan dan rompesan pun sudah tidak lagi mencukupi kebutuhan yang ada.

Dari situlah muncul keinginan untuk memenuhi kebutuhan pakan dengan membuat pakan yang relatif murah dan berprotein tinggi guna memenuhi kebutuhan pakan dan mendorong pertumbuhan ikan. Kemudian kita mencoba untuk membuat pelet sendiri. Adapun komposisi dari pelet tersebut adalah:
  1. 1. Bekatul
  2. 2. Ampas ketela
  3. 3. Ampas kelapa
  4. 4. Kepala gereh

Cara membuatnya adalah sebagai berikut:
Pertama, ampas ketela kering kita rendam hingga hancur dan lunak. Setelah hancur ampas kita angkat, lalu campur dengan ampas kelapa,kepala gereh dan juga bekatul dengan perbandingan masing-masing 1:1:1:1.

Kedua, kukus bahan pelet tersebut sampai matang.
Terahir, setelah bahan tersebut matang kita angkat dan dinginkan.

Pada saat hendak diberikan pada ikan, bahan pelet tersebut kita giling dengan gilingan daging atau mie agar bahan tercampur dengan rata dan bentuknya menjadi lebih padat dan tidak hancur saat diberikan pada ikan. Namun kita juga dapat membuat pelet yang kering agar dapat disimpan lebih lama. Caranya setelah bahan pelet digiling kemudian dijemur sampai betul-betul kering. Setelah kering masukkan pada karung yang telah dilapisi plastik agar tidak mudah lembab dan simpan di tempat yang kering.

Pelet ini selain harga pembutannya lebih murah kualitasnyapun tidak kalah dengan pelet buatan pabrik. Terbukti dengn pemberian pakan dengan pelet buatan sendiri ikan yang kami pelihara pertumbuhannya cukup cepat dan berisi. Hasilnya sama dengan ikan yang diberi pakan buatan pabrik.

Dengan keberhasilan inilah maka semakin banyak teman-teman yang tertarik membudidayakan ikan dengan karamba. Apalagi telah terlihat hasil budidaya ini sangat membantu meningkatkan perekonomian kami. Hingga kini sudah ada 13 karamba yang dipakai untuk membudidayakan ikan.

Untuk menghidari persaingan dan demi menjaga keharmonisan diantara pemilik karamba, kami sepakat untuk membentuk sebuah kelompok tani ikan. Sebagai langkah awal pada tanggal 3 Agustus 2008 kami mengadakan pertemuan yang bertempat di rumah saya(Bp.Sugiyanto) guna membahas rencana struktur organisasi dan nama kelompok.

Selanjutnya pada tanggal 12 Agustus 2008 kami kembali mengadakan pertemuan bertempat di rumah Bp.Tri Joko. Pada pertemuan kali ini kami berhasil mematangkan susunan pengurus dan secara resmi membentuk sebuah kelompok tani ikan yang kami beri nama “Mina Karamba Jombor."
Selanjutnya..

Susunan Pengurus Kelompok Tani Ikan MINA KARAMBA JOMBOR




Pelindung/Penasehat : Drs. H. Damanhuri, MBA,M.M. (Kepala Desa Sinduadi)
: Armunandar, S.H. (Kepala Dukuh Jombor Lor)

Ketua I : Sugiyanto
Ketua II : Suharyono

Sekretaris I : Drs. H. Tri Joko Wiyono
Sekretaris II : Soim Priyadi

Bendahara I : Darusman
Bendahara II : Ginu

Humas : Adani Ratminto
: Rerepi

Keamanan : Jayeng Pradonggo
: Rusik

Pemasaran : Sudarto
: Heri W

Anggota : Muhammad Yusuf
: Rumiyanto
: Nur Ahmad Rifa’i
: Ngatijo
Selanjutnya..

Sambutan Ketua Kelompok "Mina Karamba Jombor"




Dengan terbentuknya kelompok tani ikan “Mina Karamba Jombor” ini, kita harapkan mampu memupuk semangat kebersamaan, kepedulian dan kegotongroyongan sehingga InsyaAllah akan tetap tercipta hubungan yang harmonis di antara sesama pemilik karamba pada khususnya dan dengan warga masyarakat pada umumnya.

Saya sebagai ketua menyadari dan mengakui bahwa kelompok tani ikan “Mina Karamba Jombor” ini ibarat bayi yang baru saja lahir. Sehingga masih banyak kakurangan dan kelemahan yang masih harus kami benahi. Oleh karena itu kami senantiasa melakukan berbagai sosialisasi dan interaksi guna memperbaiki diri. Alhamdulillah pada saat ini kami tengah mencoba menjalin hubungan dengan Dinas Perikanan Kabupaten Sleman.

Kebetulan salahsatu aggota kami menjadi ketua DPD salah satu organisasi politik (Gerindra). Kemudian kami mencoba mengadakan sosialisasi dengan organisasi politik (Gerindra) tersebut.
Sosialisasi yang kami lakukan ternyata tidaklah sia-sia dan pada tanggal 29-08-2008 ada salah satu organisasi politik yang berkenan memperhatikan nasib kami dengan memberikan bantuan pinjaman kepada kami. Bantuan senilai Rp2.000.000.- tersebut dialokasikan guna pengadaan pakan dan hormon atau suplemen guna memacu pertumbuhan ikan.

Pada tanggal 20-09-2008 kami mendapatkan bantuan berupa suplemen atau hormon pemacu pertumbuhan ikan. Guna mengetahui khasiatnya kami mengujikan suplemen tersebut pada 2 kolam ikan. Kedua kolam tersebut kami isi dengan bibit dengan jumlah dan ukuran yang sama. Kemudian satu kolam kami beri suplemen secara rutin 1 minggu sekali, sedangkan satu kolam lagi tidak. Setelah berjalan 2 minggu mulai tampak perbedaan diantara kedua kolam tersebut.
Ikan yang diberi suplemen nafsu makannya lebuh tinggi sehingga pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan ikan yang tidak diberi suplemen. Menginjak usia 1,5 bulan perbedaannya kian mencolok dan hal ini menunjukkan bahwa suplemen tersebut cukup efektif guna memacu pertumbuhan ikan.

Dengan ujicoba dan pembelajaran semacam ini serta kekompakan anggota kelompok kami berharap dapat semakin memajukan dan mengembangkan kelompok tani ikan ini dan harapan kami agar kedepan wilayah Desa Sinduadi ini dapat menjadi lumbung ikan bagi kabupaten Sleman. Olehkarena itu kami senantiasa terbuka bagi instansi maupun pihak manapun yang berkenan membantu dalam mengembangkan usaha budidaya ini.

Dan kami pun siap untuk menularkan pengetehuan kami yang belum seberapa ini kepada siapapun yang merasa membutuhkan.

Usaha budidaya ikan yang kami geluti ini ternyata cukup mendapat perhatian dan menarik minat rekan-rekan yang lain yang berbeda desa untuk turut menggeluti dunia budidaya ikan. Bahkan kini kami juga telah menjalin kerjasama dengan kelompok tani lain yaitu kelomtan “Mina Talok” yang berusaja berhasil merubah tanah kas desa yang pada mulanya kurang memeberikan income menjadi lahan budidaya ikan yang produtif. Pengalaman yang telah kami miliki pun sudah kami bagikan dan bahkan kami juga memberikan hormon pemacu pertumbuhan yang kami dapatkan dari partai Gerindra. Dan hormon ini telah diujicobakan pada salah satu kolam yang ada.

Semoga dengan lahirnya kelompok tani ikan “Mina Talok” ini dapat semakin menarik generasi muda guna turut menekuni usaha budidaya ikan ini. Guna mendukung hal itu kami kelompok tani ikan “Mina Karamba Jombor” pada rapat rutin bulan November telah menyetujui guna mencarikan dana modal usaha bagi pemuda kita ini.

Dengan bantuan bapak Kadus Jombor Lor dan bapak Kades Sinduadi kami membuat proposal permohonan dana kepada pemerintah Provinsi DIY. Alhamdulillah usaha kami pun membuahkan hasil. Dan kami pun mendapatkan kucuran dana bantuan pemberdayaan generasi muda sebesar Rp10.000.000.- (sepuluh juta rupiah) melalui kelomtan Mlati.

Pada tanggal 1 Desember 2008 dana kami terima dan pada tanggal 2 Desember 2008 kami langsung mengadakan rapat mengenai penggunaan dana dan sosialisasi ulang pada pemuda. Ahirnya diperoleh kesepakatan guna meminjamkan 2 buah kolam kepada pemuda agar dikelola. Hal ini dilakukan karena jika harus membuat karamba baru akan memakan waktu dan dana yang tidak sedikit.

Rencana selanjutnya untuk pengembangan kami akan membuat 15 unit karamba lagi sesuai dengan kapasitas lahan yang masih tersedia.

Adapun rencana anggaran yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
1. Biaya pembuatan per 1 unit karamba ukuran 3 x 7 m adalah Rp. 10.000.000,- x 15 unit karamba = Rp. 150.000.000,-
2. Biaya pengadaan benih ikan per 1 unit karamba Rp. 1.500.000,- x 15 unit = Rp. 22.500.000,-
3. Biaya pengadaan pakan per 1 unit karamba Rp. 2.000.000,- x 15 unit = Rp. 30.000.000,-
4. Biaya perawatan per 1 unit karamba per 1 tahun Rp. 100.000,- x 15 unit = Rp. 1.500.000,-
Total dana yang dibutuhkan untuk rencana tersebut sebesar Rp. 217.500.000,-

Untuk biaya tersebut kami kelompok mina karamba Jombor merangkul para donatur / sponsor yang bersedia membantu untuk mewujudkan rencana pembuatan karamba tersebut baik berupa pinjaman lunak maupun bantuan sumbangan secara langsung. Demikian rencana kelompok mina karamba Jombor yang telah menjadi program kerja kami.

Semoga kedepan usaha ini semakin berkembang. Amin.

Sugiyanto
Selanjutnya..