Sabtu, 31 Januari 2009

Hari Gizi

Revolusi dari Segelas Susu
Memaknai Gerak Hari Gizi di Jogja
25 Januari 2009

“Revolusi Putih dimaksudkan agar generasi yang lahir dari kaum petani tidak terus menjadi generasi yang bodoh dan tertinggal. Revolusi Putih yaitu bagaimana supaya anak-anak petani di Indonesia bisa meminum susu dan otak bertumbuh dengan baik sehingga dihasilkan pemikiran yang cerdas.”
Prabowo Subianto, 21 Januari 2009

Latar Belakang
Susu menjadi salah satu bahan pangan yang penting untuk mencukupi kebutuhan gizi warga dan telah menjadi komoditas ekonomi yang strategis. Bahkan susu untuk anak bersifat mutlak karena fase pertumbuhan otak bayi, yang berlangsung sekali seumur hidup, hanya dapat dipenuhi dari nutrisi dari susu.
Setiap 100 gram susu hewani rata-rata mengandung kalori sebanyak 41 Kkal, 3,5 gr protein, 2,5 gr lemak, 5 gr karbohidrat, 50 mgr kalsium, 45 gr fosfor, 0,7 gr besi, 200 (SI) vitamin A, 0,08 mgr vitamin B1, 2 mg vitamin C, serta beberapa nutrisi lainnya.
Sebagai komoditas ekonomi, produksi susu masih jauh di bawah konsumsi nasional dan butuh kebijakan nasional untuk meningkatkan kapasitas produksi.
Untuk memaknai gerak Hari Gizi ke-58, 25 Januari 2009, DPD Partai Gerindra Propinsi DIY berpendapat, bahwa:
1. Penyediaan gizi untuk keluarga demi ketahanan bangsa merupakan kewajiban yang utama. Oleh karena itu, anggaran belanja publik untuk pemenuhan gizi bukanlah anggaran konsumtif, melainkan investasi masadepan. Bukan loss budget melainkan menjadi nilai tambah.
2. Warga akan semakin menderita jika tidak berkesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Dan mendapatkan makanan yang layak serta bergizi merupakan hak anak. Oleh karenanya, dibutuhkan kebijakan yang pro-warga. Sudah bukan saatnya bagi para pemangku kepentingan untuk mengabaikan tugas yang utama ini.
3. Mendesak para pemangku kepentingan untuk mengambil-alih komoditas susu sebagai prioritas utama kebijakan pemerintah. Pengalaman India, sebagaimana diperkenalkan Dr. Verghese Kurien dengan Revolusi Putih di India pada 1950-an, menjadi pengalaman yang layak dirujuk.

Desain Program
DPD Gerindra Propinsi DIY akan menyediakan makan siang dan makan malam bagi warga yang kurang mampu, sehingga uang makan dapat digunakan untuk membeli susu.

Program dan Kegiatan
A. Penyebarluasan Informasi melalui selebaran
Sasaran meliputi:
1. Penjual dan pembeli di warung burjo
2. Pengelola posyandu
3. Penjual dan pembeli di kantin SLTA
4. Pengelola dan peserta pengajian

Penanggungjawab adalah Caleg DPRD Propinsi DIY Dapil Sleman, yaitu
1. Imam Samroni
2. Sayun
3. Siti Nurchayati
4. Satya Raharjo
5. Rika Kusumawati
Waktu 25 -31 Januari 2009
Tempat pemasangan di Kabupaten Sleman yang meliputi:
1. Prambanan
2. Berbah
3. Minggir
4. Turi
5. Mlati

B. Makan siang dan makan malam
Sasaran meliputi penarik becak, ojek, sopir dan kernet, juru parkir

Penanggungjawab adalah Imam Samroni (Caleg DPRD DIY) dan Rumiyanto (Caleg DPRD Yogyakarta)
Waktu 25 Januari 2009, pukul 11.30-14.00 dan 18.30-20.00 WIB
Tempat Dagen, Malioboro (Makan siang)
Warung Mataram Indah, jalan Solo, Yogyakarta (Makan malam) Selanjutnya..

Kamis, 22 Januari 2009

Partai GERINDRA Diuntungkan Iklan; Siap Raih 20 Persen






Koran Merapi, Kamis Kliwon, 22 Januari 2009

PARTAI

Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) merupakan partai politik termuda di antara parpol-parpol baru yang lahir setelah Pemilu 2004. Partai berlambang kepala burung ini berdiri pada 6 Februari 2008, Ketua Umum Prof Dr Ir Suhardi MSc dan Sekretaris Jenderal Ahmad Muzani. Selain dua nama itu, masih banyak nama-nama kesohor yang duduk di jajaran pengurus harian. Mereka antara lain Fadli Zon SS MSc, Halida Hatta, Mayjen TNI (Purn) Muchdi Pr dan TA Muliatna Djiwandono.

Para pendiri dan inisiator, termasuk Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto yang duduk sebagai Ketua Dewan Pembina, merasa terpanggil melihat kondisi bangsa Indonesia yang mayoritas rakyatnya masih berkubang dalam penderitaan di tengah sistem politik yang tak kunjung sanggup mengangkat harkat dan martabat bangsanya.

Dari kesadaran itulah Partai Gerindra didirikan. Partai bernomor urut 5 ini bertekad mengoreksi total sistem pemerintahan, ketatanegaraan, dan ekonomi liberal yang selama ini tidak mampu mensejahterakan rakyatnya." kebutuhan akan pemimpin baru," ujar Prof Suhardi dalam suatu kesempatan.

Tanpa tedheng aling-aling, Gerinra pun menyatakan hendak menjagokan Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

Meski paling muda, Gerindra merupakan satu-satunya parpol baru yang cepat lekat di benak rakyat. Popularitas Gerindra terutama disebabkan iklannya di televisi yang cukup aspiratif merepresentasikan suara akar rumput dalam mengharapkan kebutuhan-keebutuhan hidupnya. Bahkan sosok Prabowo yang suaranya mirip penyair dan dramawan ternama WS Rendra itu pun sangat simpatik.

Survey menyatakan, 5 dari 10 orang yang kita temui di sembarang tempat mengaku kenal dengan Gerindra. Tak terkecuali di DIY, keterkenalan Gerindra bukan hanya ditopang oleh iklan tetapi juga oleh para calegnya sebagai ujung tombak partai.

"Para caleg Gerindra di DIY sudah diuntungkan oleh iklan partai. Mereka juga merayap ke akar rumput, sehingga popularitasnya terasa," ujar Ketua DPD Gerindra Heri Winarto SE MM di Sekretariatnya Jalan Poncowinatan 82 Yogyakarta.

***

Gerindra adalah parpol yang mengusung nasionalisme baru, mengklaim paling siap menghadapi pemilu 2009. Tingkat kesiapannya sudah terbukti dengan terpenuhinya infrastruktur di seluruh propinsi. Di DIY, sudah sejak awal berdiri telah terbentuk kepengurusan di 4 kabupaten dan 1 kotamadya. Demikian pula di tingkat kecamatan.

"Caleg Gerindra mencapai 158 di DIY. Masing-masing dapil tercatat 7 caleg," terang Heri didampingi Sekretarisnya, H Imam Samroni SPd.

Angka 20 pesern merupakan target perolehan suara Gerindra secara nasional. Dengan target nasional seperti itu, Gerindra di DIY pun mentargetkan perolehan 20 persen suara dalam pemilu mendatang. Angka ini dinilai rasional alias tidak muluk-muluk, mengingat program yang digulirkan organisasi lebih kepada kepentingan menaikkan hajat hidup wong cilik, kelompok paling banyak di DIY, antara lain para petani dan pedagang pasar. Sebagian lainnya masyarakat ekonomi menengah, pengusaha dan pejabat-pejabat teras daerah.

"Kami juga membidik para pemilih pemula, kira-kira 20 persen cukup," imbuh Heri, pengusaha bengkel mobil dan alumnus S2 Magister Manajemen UII Yogyakarta.

Geridra di DIY cukup menarik. Salah satunya, Ketua DPD Heri Winarta justru tidak mencalonkan diri sebagai caleg. Hal inilah yang membedakan dari parpol-parpol lain, dimana bekecenderungan mencalegkan ketua umumnya.

"Saya dulu dicalonkan. Tapi giliran menjadi ketua, saya pilih undu diri agar bisa konsentrasi pada organisasi. Istilahnya saya jadi pelayan saja," ungkap Heri.

Jika angka 20 persen terpenuhi, berarti di masing-masing DPRD nantinya terdapat 2 wakil dari Gerindra. Meski misalnya hanya sanggup menggolkan 2 wakilnya di masing-masing dewan, tapi bukan berarti caleg lain yang tak katut itu tidak sukses. "Kami menganut pemahaman bahwa sukses seorang caleg ke kursi dewan adalah sukses bersama. Sukses partai yang ke depannya akan semakin banyak wakil kami di legislatif," tandas Heri yang menempatkan calegnya dari lintas disiplin pekerjaan dan profesi. (Ismet N Munir)

MERAPI-ISMET

Selanjutnya..

Proses Klarifikasi Calon Legislator; Panitia Pengawas Protes Tak Dilibatkan




Hari-hari ini partai akan memberikan jawaban.

http://www.korantempo.com/korantempo/email/2008/10/20/Berita_Utama-Jateng/krn.20081020.145356.id.html
Edisi 20 Oktober 2008


YOGYAKARTA — Panitia Pengawas Pemilu menyesalkan Komisi Pemilihan Umum yang tidak melibatkan Panwas dalam proses klarifikasi calon-calon legislatif yang dilaporkan bermasalah. “Kami akan membuat surat teguran karena, kode etiknya, Panwaslu harus ikut mengawasi proses klarifikasi ini,” kata anggota Panitia Pengawas Pemilu Daerah Istimewa Yogyakarta, Heri Joko Setyo, Sabtu lalu.

Heri bahkan mengaku telah berkoordinasi dengan Badan Pengawas Pemilu, yang menyatakan Panwaslu harus diikutsertakan tahapan klarifikasi ini.

Panwaslu, menurut Heri, wajib mengetahui calon legislator yang bermasalah untuk menindaklanjutinya ke tingkat pengadilan atau ke kantor pemerintah.

Dia juga menyesalkan Panitia Pengawas Pemilu yang tidak memperoleh surat tembusan dari KPU Yogyakarta yang memperoleh 26 laporan masyarakat tersebut. Menurut dia, masyarakat justru melaporkan pelanggaran ini ke Panwaslu Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sabtu lalu, Komisi Pemilihan Umum Yogyakarta mengundang partai-partai yang calon anggota legislatornya mendapat tanggapan masyarakat. Partai-partai tersebut adalah Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Islam Sarikat, dan Partai Gerindra.

Anggota KPU Yogyakarta, Sapardiyono, tak bersedia berkomentar soal protes Panitia Pengawas. “Hanya miskomunikasi,” ujarnya.

Dalam proses klarifikasi Sabtu itu, partai-partai yang dimintai klarifikasi belum bisa memutuskan apakah nama calon legislator mereka akan dicoret pascapelaporan masyarakat tersebut atau tidak.

“Karena kami akan memanggil calon yang bersangkutan, melakukan klarifikasi atas kebenarannya, dan mengadakan rapat apakah nama mereka akan dicoret atau tidak,” kata Sekretaris Partai Demokrat Agus Bastian kepada Tempo di kantor KPU, Sabtu silam.

Sejauh ini, kata Agus, mereka menggunakan asas praduga tak bersalah.

Dia menyatakan tetap berterima kasih karena masyarakat peduli terhadap kandidat yang akan mereka pilih kelak. Rencananya, besok Agus akan menyerahkan jawaban atas nama-nama calon yang diklarifikasi tersebut.

Ketua Partai Gerindra Yogyakarta Heri Winarto mengatakan pihaknya akan mengklarifikasi calon legislator mereka yang dilaporkan nomor urutnya digeser. Menurut Heri, masalah pergeseran nomor urut adalah masalah internal partai yang akan diselesaikan melalui mekanisme partai. “Kami malah berharap Bambang menjadi calon jadi. Jadi kami tak akan mencoret namanya,” kata Heri, yang hari ini akan memberikan surat jawaban kepada KPU.

Anggota KPU lainnya, Nasrullah, mengaku akan menunggu jawaban dari partai sebelum mengumumkan kepada publik tentang nama calon legislator yang dilaporkan oleh masyarakat tersebut. “Jadi kami belum berani menyebutkan nama dengan alasan asas praduga tak bersalah,” ujarnya.

Bernarda Rurit.
Selanjutnya..

Selasa, 13 Januari 2009

Modal Kendala Budidaya Ikan: Pembuatan Keramba Butuh Dana Puluhan Juta




Senin, 22 Desember 2008 | 10:49 WIB
http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/12/22/10491176/modal.kendala.budidaya.ikan.

Sleman, Kompas - Perkembangan budidaya ikan keramba di Sleman saat ini masih terkendala permodalan. Padahal, potensi ekonomi budidaya ikan yang memanfaatkan aliran sungai ini cukup menjanjikan dibandingkan dengan budidaya ikan kolam.

Ketua Kelompok Tani Mina Keramba Jombor Lor, Desa Sinduadi, Mlati, Sleman, Sugiyanto menuturkan, dengan teknik keramba, hasil yang diperoleh petani bisa lebih optimal dibandingkan dengan budidaya di kolam. Salah satunya pertumbuhan ikan lebih cepat karena sirkulasi air yang terjaga.

"Dengan keramba, ikan nila dan bawal bisa dipanen dalam waktu empat bulan, sedangkan kalau di kolam butuh waktu enam bulan," katanya, Sabtu (20/12). Sugiyanto menambahkan, ukuran ikan juga lebih besar dibandingkan hasil di kolam. Enam kilogram bibit bisa menghasilkan 1 kuintal ikan.

Tak repot
Keuntungan lain petani tidak perlu repot mengurusi pergantian air karena sudah secara alamiah "diurus" oleh aliran sungai. "Selain itu, teknik ini juga bebas risiko banjir karena ikan terlindung oleh keramba," kata Sugiyanto.

Namun, pengembangan budidaya itu terkendala mahalnya modal pembuatan keramba. Untuk ukuran keramba 4 meter x 4 meter x 1 meter, lanjut Sugiyanto, dibutuhkan dana setidaknya Rp 10 juta. "Kami sudah berkali-kali mengajukan kredit modal ke bank, namun selalu ditolak karena tidak punya agunan," katanya.

Saat ini, Kelompok Tani Mina Keramba Jombor Lor baru memiliki 11 keramba yang dikelola 16 anggota kelompok. "Jika ada modal, kami berencana menambah lima unit keramba lagi yang dapat membuka lapangan kerja untuk 15 warga desa," tutur Sugiyanto.

Secara terpisah, Kepala Bidang Perikanan Dinas Pertanian dan Kehutanan Sleman AAA Laksmi Dewi mengatakan, permasalahan pengembangan budidaya keramba ikan bukan hanya permodalan saja. Masalah lainnya keterbatasan sungai di Sleman yang bisa dikembangkan untuk budidaya keramba.

"Selain itu, ada persoalan penggunaan aliran sungai yang bersinggungan dengan kepentingan orang banyak, selain perikanan," kata Laksmi. Karena itu, ia menuturkan, pihaknya tidak bisa mendorong pengembangan jenis perikanan ini terlalu jauh.

Mengenai dukungan permodalan dari pemkab, ujar Laksmi, pihaknya sangat selektif dalam memberikan skema bantuan penguatan modal. Hal itu dikaitkan dengan kemampuan dan tanggung jawab kelompok dalam mengelola usaha perikanan mereka. "Jika kelompok itu menunjukkan pengelolaan dan prospek yang baik, sangat terbuka bagi mereka untuk memperoleh bantuan penguatan modal Rp 10 juta," katanya. (ENG)
Selanjutnya..

Memulai Bisnis Baru untuk Gerakan Indonesia Tercinta




Pada awalnya, keberanian adalah modal utama untuk memulai dunia bisnis. Tanpa keberanian, juga tekad yang kuat, maka usaha baru sulit untuk dijalankan. Kejujuran adalah faktor berikutnya dalam memulai usaha, sedangkan faktor modal menjadi faktor selanjutnya. Keberanian dan tekad yang bulat akan menjawab semua tantangan dan kondisi yang ada.

Sebagai contoh, berikut ini adalah kisah keberanian seorang pelajar SMP. Karena kondisi dan keadaanlah yang membuatnya berani dengan berusaha menjual makanan di sekolah. Makanan itu dibuat oleh orang tuanya. Tentunya dengan jaminan kebersihan, kandungan gizi, juga dengan harga yang sangat terjangkau untuk kalangan pelajar.

Tekad pelajar tersebut untuk mendapat uang saku dari keuntungan berjualan di sekolah dan kejujurannya menjual, membuat dagangannya dapat diterima oleh teman-teman.

Berawal dari 15 bungkus nasi setiap harinya sampai 40 bungkus saat ini --dengan harga Rp 1.500,00 per bungkus-- dia tidak pernah berpikir akan modal awal. Si pelajar berusaha uang sakunya sebagai modal, tentu dengan bantuan orang tuanya.

Inilah kisah kecil, di mana kita bisa mulai berbisnis sejak dini. Karena tekad, kejujuran, keberanian, juga harapan, si pelajar bisa berbuat untuk keluarga. Dan tanpa harus meninggalkan kesenanganan untuk bermain dan tugas utamanya untuk belajar.

Bersambung
Selanjutnya..

Di Jombor, Pada Gerak Inspirasi




Dusun jombor yang terletak di utara Ring. Road Jalan Magelang Km 6, di belakang Monumen Jogja Kembali, merupakan gambaran umum dusun yang tengah berbenah. Banyak kegiatan warga yang tumbuh berkembang. Sebut misalnya, usaha dari kos-kosan, warung makan, tempat penitipan kendaraan karena dekat Terminal Jombor Sleman, dan sebagainya. Melihat potensi yang begitu banyak, diperlukan adanya upaya-upaya peningkatan taraf hidup warga.

Dengan segala upaya memanfaatkan sumber daya manusia dan alam, terdapat sejumlah unit usaha perbengkelan mobil. Salah satunya adalah bengkel Zenith Motor.

Zenith Motor telah mendapatkan "The King Modification" DIY-Jateng dan runner up untuk tingkap tingkat nasional. Dengan perjalanan yang begitu panjang, pemilik bengkel berketetapan untuk pro-hijau. Banyaknya pohon di sekeliling Zenith Motor nyata-nyata dapat mengurangi tingkat polusi. Dan sebagai wujud kepedulian terhadap e-Jogja, per 15 Desember 2008, di area Zenith Motor tersedia layanan free hotspot untuk siapapun yang sudi bertandang.

Di dusun Jombor, tepatnya di bilangan Sungai Bayem, mulai ada geliat ekonomi warga. Atas inisiatif Bapak Sugiyanto, mulai tumbuh-kembang kelompok perikanan dengan menggunakan sumber daya alam yang ada ( khususnya sungai ). Kerja bersama inilah yang menjadi kekuatan pencerahan, dengan hadirnya transaksi jual-beli hasil ikan karamba. Dengan ilmu titen, pak Giyanto tengah mempraktikkan kuasa pasar yang melibatkan warga secara langsung.

Inilah kisah-kisah kecil dengan pertautan narasi besar untuk menyikapi gerak neoliberalisme. Dan Mina Karamba sudah praksis, dengan keringat, pakaian yang berbasah air sungai, juga doa dan pengharapan masyarakat warga. Bukankah pergerakan ini yang menyatakan hadirnya kembali lumbung perekonomian warga di tingkat basis yang bernama Dusun Jombor Lor, Sinduadi, Mlati, Sleman. Bukankah ada titik pergerakan yang boleh jadi tak terlihat jika kita melihatnya dengan Google Earth? Bukankah dengan kedekatan dan bersama warga itu sendiri yang pernah menyatakan keindonesiaan, baik dulu dan sekarang?
Selanjutnya..

Selasa, 16 Desember 2008

Profil Kelompok Ikan Tani “Mina Karamba Jombor"




Sekretariat: Jombor Lor, Sinduadi, Mlati, Sleman DIY
http://dusun-jombor.blogspot.com
http://heriwinarto.wordpress.com

Pada awalnya memelihara ikan ini hanya sekedar iseng dan sebagai hiburan saja. Pembuatan kolamnya pun masih sangat sederhana yaitu hanya dengan karung yang diisi dengan batu dan pasir kemudian ditata membentuk kolam di pinggir sungai. Setelah kolam siap pakai saya menebarkan benih ikan sebanyak 6Kg yang terdiri dari ikan braskap,nila, dan tawes. Setiap harinya ikan-ikan tersebut saya beri makan sisa-sisa makanan rumah tangga dan rumput. Setelah 5 bulan ikan-ikan tersebut kata panen. Ternyata hasilnya sangat lumayan. Ikan yang dipanen hampir mencapai satu kuintal saya jual per kilo Rp 6.000.- dan sebagian saya bagikan pada tetangga sekitar.

Mengetahui hasil yang saya peroleh ada beberapa tetangga yang tertarik dan mencoba memelihara ikan di sungai. Namun tempat memelihara ikan pun masih sangat sederhana yaitu dengan membuat kolam dengan karung pasir. Kemudian ada beberapa orang yang mencoba membuat karamba dengan bambu. Dan alhamdulillah dalam kurun waktu 5 bulan kami sudah dapat merasakan hasilnya. Akantetapi pemeliharaan ikan ini tidak dapat terus menerus dilakukan sepanjang musim. Karena pada saat musim hujan tiba air sungai selalu banjir. Sehingga kagiatan pemeliharaan ikan hanya dapat dilakukan pada saat musim kemarua saja.

Hal ini lah yang membuat kami berfikir bagai mana caranya untuk dapat memelihara ikan sepanjang musim. Akhirnya tercetus ide untuk membuat karamba permanen dengan beton. Kemudian pada awal tahun 2001 ide ini malai kami realisasikan. Ternyata dalam pembuatan karamba permanen ini menelan biaya yang cukup besar. Pada saat itu saya terpaksa menjual sepeda motor Suzuki Shogun tahun 99 dan laku Rp 9.500.000.- untuk membiayai pembuatan karamba permanen tersebut.

Demikian halnya dengan teman-teman saya, bahakan ada yang sampai menjual sebagian dari pekarangannya untuk dapat mendirikan sebuah karamba permanen. Selain memakan biaya yang cukup besar (untuk karamba ukuran 3x7 dengan kedalaman 1,5 meter memakan biaya kurang lebih Rp6.000.000) pembuatan karamba permanen ini pun memakan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan pembuatan kolam darat.

Ahirnya pada pertengahan tahun 2001 kami pun sudah dapat memulai memelihara ikan di karamba yang terbuat dari beton. Pada saat itu ikan yang kami pelihara masih bervariasi, ada yang memelihara braskap,lele, nila,tawes dan saya sendiri mencoba untuk memelihara ikan bawal. Namun untuk pakan ikan kami masih mengandalkan sisa-sisa limbah rumah makan dan rompesan serta rumput.

Pada saat awal saya memelihara ikan dengan karamba permanen ini saya menaburkan sebanyak 2.500 ekor bibit ikan bawal. Lima bulan kemudian ikan kita panen dan hasilnya pun cukup lumayan, hasilnya mencapai 7 kwintal dengan harga jual Rp.7.000.- per kilo (total Rp4.900.000.-).Setelah merasakan hasilnya dan ternyata sangat membantu meningkatkan perekonomian keluarga maka budidaya ikan ini mulai kami tingkatkan dan tekuni.

Ternyata budidaya ikan bawal di karamba sangatlah cocok. Disamping pertumbuhannya relatif lebih cepat ikan jenis ini ransumnya pun sangat mudah. Ikan bawal juga relatif lebih tahan terhadap penyakit dan stres.

Guna meningkatkan hasil panen maka volume bibit kita tingkatkan menjadi 5.000 ekor. Dan hal ini berbanding lurus dengan kebutuhan pakan yang tentusaja meningkat. Dan pakan yang berasal dari limbah sisa rumah makan dan rompesan pun sudah tidak lagi mencukupi kebutuhan yang ada.

Dari situlah muncul keinginan untuk memenuhi kebutuhan pakan dengan membuat pakan yang relatif murah dan berprotein tinggi guna memenuhi kebutuhan pakan dan mendorong pertumbuhan ikan. Kemudian kita mencoba untuk membuat pelet sendiri. Adapun komposisi dari pelet tersebut adalah:
  1. 1. Bekatul
  2. 2. Ampas ketela
  3. 3. Ampas kelapa
  4. 4. Kepala gereh

Cara membuatnya adalah sebagai berikut:
Pertama, ampas ketela kering kita rendam hingga hancur dan lunak. Setelah hancur ampas kita angkat, lalu campur dengan ampas kelapa,kepala gereh dan juga bekatul dengan perbandingan masing-masing 1:1:1:1.

Kedua, kukus bahan pelet tersebut sampai matang.
Terahir, setelah bahan tersebut matang kita angkat dan dinginkan.

Pada saat hendak diberikan pada ikan, bahan pelet tersebut kita giling dengan gilingan daging atau mie agar bahan tercampur dengan rata dan bentuknya menjadi lebih padat dan tidak hancur saat diberikan pada ikan. Namun kita juga dapat membuat pelet yang kering agar dapat disimpan lebih lama. Caranya setelah bahan pelet digiling kemudian dijemur sampai betul-betul kering. Setelah kering masukkan pada karung yang telah dilapisi plastik agar tidak mudah lembab dan simpan di tempat yang kering.

Pelet ini selain harga pembutannya lebih murah kualitasnyapun tidak kalah dengan pelet buatan pabrik. Terbukti dengn pemberian pakan dengan pelet buatan sendiri ikan yang kami pelihara pertumbuhannya cukup cepat dan berisi. Hasilnya sama dengan ikan yang diberi pakan buatan pabrik.

Dengan keberhasilan inilah maka semakin banyak teman-teman yang tertarik membudidayakan ikan dengan karamba. Apalagi telah terlihat hasil budidaya ini sangat membantu meningkatkan perekonomian kami. Hingga kini sudah ada 13 karamba yang dipakai untuk membudidayakan ikan.

Untuk menghidari persaingan dan demi menjaga keharmonisan diantara pemilik karamba, kami sepakat untuk membentuk sebuah kelompok tani ikan. Sebagai langkah awal pada tanggal 3 Agustus 2008 kami mengadakan pertemuan yang bertempat di rumah saya(Bp.Sugiyanto) guna membahas rencana struktur organisasi dan nama kelompok.

Selanjutnya pada tanggal 12 Agustus 2008 kami kembali mengadakan pertemuan bertempat di rumah Bp.Tri Joko. Pada pertemuan kali ini kami berhasil mematangkan susunan pengurus dan secara resmi membentuk sebuah kelompok tani ikan yang kami beri nama “Mina Karamba Jombor."
Selanjutnya..